Harga minyak bergerak stabil pada perdagangan Selasa, 18 November 2025, setelah kekhawatiran pasokan mereda menyusul dimulainya kembali aktivitas di pusat ekspor utama Rusia. Meskipun demikian, investor tetap berhati-hati terhadap prospek kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang dapat memengaruhi permintaan energi.
Menurut Investing.com, Rabu, 19 November 2025, minyak mentah Brent kontrak Januari turun tipis 0,1 persen menjadi USD64,15 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan mendatar di USD59,86 per barel.
Pasokan Minyak Rusia Pulih
Kegiatan pemuatan di pelabuhan Novorossiysk di Laut Hitam kembali normal pada Minggu setelah sempat terhenti selama dua hari akibat serangan rudal dan drone yang dikaitkan dengan Ukraina. Gangguan tersebut sebelumnya memangkas sekitar 2,2 juta barel per hari ekspor minyak Rusia, atau sekitar dua persen dari pasokan global.
Pemulihan lebih cepat dari perkiraan membuat premi risiko pasokan jangka pendek berkurang, sehingga menahan kenaikan harga minyak. Namun, risiko jangka panjang tetap ada. Departemen Keuangan AS menyatakan bahwa sanksi terhadap Rosneft dan Lukoil telah menekan pendapatan minyak Rusia dan berpotensi mengurangi volume ekspor dalam beberapa waktu mendatang.
Sanksi tersebut memberi batas waktu hingga 21 November bagi perusahaan global untuk menghentikan transaksi dengan kedua raksasa minyak Rusia itu, memicu kekhawatiran gangguan pasokan lanjutan.
Analis ING memperingatkan bahwa meski pasar minyak diperkirakan mengalami surplus besar hingga 2026, risiko pasokan justru meningkat. Intensitas serangan drone Ukraina terhadap infrastruktur energi Rusia terus meningkat. Situasi juga memanas di kawasan lain, termasuk ketika Iran menyita kapal tanker minyak di Teluk Oman, dekat jalur strategis Selat Hormuz, yang dilalui sekitar 20 juta barel minyak per hari.
Investor Fokus pada Suku Bunga The Fed
Dari sisi permintaan, pelaku pasar memusatkan perhatian pada arah kebijakan The Fed. Gubernur Christopher Waller menilai pelemahan pasar tenaga kerja AS dapat menjadi alasan penurunan suku bunga pada Desember, meski pandangan ini bertolak belakang dengan beberapa pejabat Fed lainnya yang masih mengkhawatirkan inflasi tinggi.
Ketidakpastian meningkat setelah penutupan pemerintah AS menunda rilis sejumlah data ekonomi penting. Kondisi tersebut membuat pasar sulit memprediksi keputusan The Fed.
Bagi pasar minyak, keputusan suku bunga sangat berpengaruh:
- Suku bunga tinggi cenderung menekan pertumbuhan ekonomi dan permintaan bahan bakar serta memperkuat dolar, sehingga melemahkan harga minyak.
- Suku bunga lebih rendah mendukung permintaan energi, melemahkan dolar AS, dan berpotensi mengangkat harga minyak mentah.
Dikutip dari metrotvnews.com
