Peneliti Madya Pusat Riset Oseanologi BRIN, Johan Risandi, menjelaskan penyebab sering terjadinya banjir rob di Jakarta. Ia menekankan bahwa salah satu faktor utama adalah penurunan muka tanah (land subsidence) yang berlangsung sangat cepat.
Menurut Johan, air laut dapat masuk ke daratan karena kombinasi beberapa faktor. Pertama, muncul gelombang pasang tinggi yang dapat terjadi dua kali dalam sebulan. Kondisi ini diperkuat oleh cuaca ekstrem, angin kencang, dan gelombang laut yang tinggi, sehingga mendorong lebih banyak air ke daratan.
“Land subsidence merupakan faktor paling krusial. Berdasarkan data pemantauan, penurunan muka tanah di sejumlah titik Jakarta dapat mencapai 30 sentimeter per tahun,” jelas Johan.
Faktor Alam dan Aktivitas Manusia Mempercepat Penurunan Tanah
Johan menambahkan, Jakarta terletak di atas tanah aluvial, sehingga secara alami tanah mengalami pemadatan dan penurunan. Namun, penurunan ini makin cepat karena pengambilan air tanah berlebihan oleh industri dan rumah tangga.
Fenomena ini meningkatkan risiko banjir rob terutama di wilayah pesisir Jakarta Utara, seperti Pantai Mutiara, Pluit, dan Penjaringan.
Peringatan Gubernur DKI Jakarta
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengingatkan masyarakat mengenai risiko tanggul laut di kawasan Pantai Mutiara. Ia menegaskan bahwa jika tanggul jebol, air laut bisa meluas hingga pusat kota, termasuk Monas.
“Permukaan air di kawasan Pantai Mutiara sudah melebihi daratan di lokasi tersebut. Tanggul pemerintah menahan pasang, tapi risiko tetap ada,” ujarnya.
DIkutip dari RRI.co.id
