Anggota Komisi IV DPR RI Rajiv mendesak aparat kepolisian mengusut tuntas kasus perusakan kebun teh milik PTPN I Regional II Malabar di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Ia menegaskan penyidikan tidak boleh berhenti pada pelaku di lapangan, tetapi harus menelusuri pihak yang diduga menjadi aktor intelektual atau bohir di balik aksi tersebut.
“Kerusakan belasan hektare ini bukan pekerjaan kecil. Ada pola, ada pendanaan, dan jelas ada kepentingan. Saya minta polisi mengungkap siapa dalangnya,” ujar Rajiv dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Desakan itu ia sampaikan setelah menerima laporan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) yang dilakukan pada Kamis (27/11) di Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan. Tim gabungan dari Polresta Bandung dan Polsek Pangalengan memeriksa secara langsung area perkebunan teh yang rusak.
Kerusakan di Tiga Blok Lahan
Hasil olah TKP menunjukkan kerusakan parah di tiga titik utama:
- Blok Bojong Waru, Kampung Bojong Waru: sekitar 5 hektare kebun teh rusak, batang dipotong dari pangkal dan dibiarkan mengering.
- Blok Cipicung I, Kampung Babakan Tirtasari: kerusakan lebih luas, mencapai 8 hektare lebih.
- Blok Cipicung II, Kampung Sukatinggal: sekitar 1 hektare tanaman mengalami kerusakan serupa.
Seorang petugas PTPN VIII yang enggan disebut namanya menyatakan aksi tersebut jelas terencana.
“Kami menemukan banyak bekas potongan yang sangat rapi. Ini bukan pekerjaan satu-dua orang. Aksi ini dilakukan malam hari, saat patroli tidak ada. Kejadiannya berbulan-bulan, diam-diam, dan terencana,” ujarnya.
Dugaan Adanya Aktor Berkepentingan
Rajiv menilai pola perusakan itu memperkuat dugaan adanya pihak berkepentingan yang mengincar lahan perkebunan tersebut.
“Jelas ada tujuan jangka panjang yang ingin dicapai. Entah itu penguasaan lahan, perubahan fungsi lahan, atau kepentingan bisnis tertentu. Saya tidak segan membawa perkara ini ke rapat dengan Kementerian BUMN jika diperlukan,” kata Rajiv.
Ia menegaskan bahwa koordinasi lintas lembaga untuk menangani kasus ini tidak boleh berhenti sebatas formalitas.
“Saya ingin hasil nyata. Jangan hanya rapat, tapi tidak ada tindakan. Negara tidak boleh kalah oleh pihak-pihak yang mencoba menguasai lahan BUMN secara ilegal,” tegasnya.
Ajak Warga Ikut Mengawasi
Selain mendesak aparat kepolisian bergerak cepat, Rajiv juga mengajak masyarakat Pangalengan untuk berperan aktif menjaga perkebunan teh Malabar.
“Masyarakat harus berani melapor jika melihat kegiatan mencurigakan. Ini menyangkut kesejahteraan banyak keluarga,” ujarnya.
Rajiv juga memberi pesan keras kepada para pelaku dan aktor intelektual di balik perusakan tersebut.
“Siapa pun yang bermain di balik kerusakan ini, saya pastikan tidak akan lolos. Ini aset negara. Tidak boleh ada yang mempermainkannya,” katanya.
Sementara itu, proses penyidikan masih berlangsung. Kepolisian menargetkan dapat mengungkap seluruh pelaku serta jaringan yang terlibat dalam perusakan belasan hektare kebun teh tersebut.
Dikutip dari antaranews.com
