Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan ke zona hijau pada pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (3/12/2025). Pada awal sesi, IHSG dibuka di posisi 8.655,018 dan hingga pukul 09.18 WIB tercatat naik 17,798 poin atau 0,21 persen menjadi 8.634,841. Indeks sempat menyentuh level tertinggi di 8.669 namun kemudian bergerak terkoreksi ke 8.630.
Berdasarkan riset harian BNI Sekuritas, IHSG pada perdagangan sebelumnya ditutup menguat 0,8 persen meskipun mencatat net sell asing sebesar Rp749 miliar. Saham yang paling banyak dibeli investor asing meliputi BRMS, ASII, CUAN, BREN, dan BBCA.
Dari pasar global, Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Selasa (2/12/2025) dipengaruhi lonjakan harga Bitcoin yang kembali menembus level USD90 ribu serta rally saham-saham teknologi. Dow Jones naik 0,39 persen, S&P 500 menguat 0,25 persen, dan Nasdaq Composite meningkat 0,59 persen. Selain itu, sentimen positif turut didukung penguatan saham-saham yang berfokus pada pengembangan kecerdasan buatan (AI).
Di kawasan Asia, mayoritas bursa bergerak positif. Indeks Topix Jepang naik 0,08 persen, sementara S&P/ASX 200 Australia menguat 0,17 persen.
Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, menyampaikan bahwa IHSG berpotensi mengalami koreksi terbatas pada perdagangan hari ini dengan proyeksi level support di rentang 8.500–8.560 dan resistance di 8.650–8.700.
BNI Sekuritas turut memberikan daftar saham rekomendasi trading hari ini, sebagai berikut:
- BRMS – Spec Buy di 1005–1015, cut loss di bawah 990, target 1035–1060
- DEWA – Spec Buy di 460–468, cut loss di bawah 454, target 480–490
- PTRO – Spec Buy di 10.175–10.225, cut loss di bawah 10.175, target 10.300–10.500
- BRPT – Spec Buy di 3.460–3.500, cut loss di bawah 3.460, target 3.540–3.570
- INET – Spec Buy di 640–650, cut loss di bawah 630, target 670–685
- WIFI – Buy on Weakness di 3.600–3.680, cut loss di bawah 3.550, target 3.730–3.780
Pasar saham diperkirakan akan tetap bergerak dinamis mengikuti perkembangan sentimen global, terutama sektor teknologi dan aset kripto yang saat ini menjadi pemicu volatilitas.
Dikutip dari metrotvnews.com
