Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengenang kembali kebersamaan Partai Demokrat dan PKS dalam Tim 8 yang dibentuk pada masa Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) menjelang Pilpres 2024. Momen tersebut disampaikan AHY saat menerima kunjungan jajaran petinggi PKS di kantor DPP Demokrat, Jakarta, Selasa (25/11).
“Bapak-Ibu sekalian masih ingat ini? Masih ingat Tim 8? Kok pas ya 8 angkanya? Ini adalah kenangan, tapi juga sejarah, betul? Sejarah yang indah karena selalu ada hikmah dari itu semuanya,” ujar AHY.
Ia menyampaikan rasa syukur karena Demokrat dan PKS kini kembali bersinergi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran untuk berkontribusi bagi negara. AHY juga menyelipkan sebuah pantun yang disambut hangat para tamu.
“Dulu kita bersatu di perubahan, apa kata pisah di tengah jalan. Yang penting jaga silaturahmi dan persahabatan, karena untuk Indonesia kita satu harapan dan tujuan,” ucapnya.
PKS: Silaturahmi Tetap Terjaga Meski Tim 8 Bubur di Tengah Jalan
Presiden PKS, Al Muzammil Yusuf, turut mengenang perjalanan panjang hubungan kedua partai sejak era pemerintahan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono. Ia juga menyinggung dinamika yang terjadi di Tim 8 pada masa Pilpres 2024.
“Beberapa waktu lalu Tim 8, kami pernah bersama-sama. Walaupun ada sedikit masalah di Tim 8, saya kira Demokrat dan PKS tetap bisa menjaga silaturahmi, saling pemahaman,” kata Muzammil.
Sejarah Tim 8 di Koalisi Perubahan
Tim 8 merupakan bagian dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mengusung Anies Baswedan pada Pilpres 2024. Tugas utama tim kecil ini adalah menimbang dan menyeleksi siapa yang paling tepat mendampingi Anies sebagai calon wakil presiden.
Tim tersebut diisi oleh perwakilan tiga partai koalisi dan kubu Anies:
- NasDem: Sugeng Suparwoto, Willy Aditya
- PKS: Sohibul Iman, Al Muzammil Yusuf
- Demokrat: Teuku Riefky Harsya, Iftitah Sulaiman Suryanegara
- Perwakilan Anies: Sudirman Said, Dadang Dirgantara
Tim 8 akhirnya bubar setelah Partai Demokrat memutuskan keluar dari koalisi, menyusul langkah Anies yang memilih Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), sebagai calon wakil presiden.
Kini, baik Demokrat maupun PKS menegaskan komitmen untuk memperkuat kerja sama politik dalam pemerintahan baru.
Dikutip dari cnnindonesia.com
