Palu, Sulawesi Tengah – Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Palu, Makmur, menegaskan pentingnya pembinaan kewirausahaan sebagai bagian dari program pembinaan kemandirian bagi warga binaan. Program ini dirancang untuk membekali narapidana dengan keterampilan ekonomi yang bisa dimanfaatkan setelah bebas.
“Pembinaan ini adalah bentuk nyata dukungan kami agar warga binaan siap kembali ke masyarakat,” ujar Makmur kepada Pro 3 RRI.
Makmur menjelaskan, kegiatan pelatihan kewirausahaan di Lapas Palu mencakup pembuatan bawang goreng, keripik pisang, hingga pengelolaan kebun di Langaleso. Menurutnya, bekal keterampilan seperti ini sangat penting agar para warga binaan mampu membangun usaha mandiri dan tidak kembali ke jalan yang salah.
“Kami ingin setelah keluar, mereka tidak kembali ke jalan yang salah, tetapi membuka peluang usaha,” tambahnya.
Program pembinaan tersebut dijalankan dengan menggandeng berbagai pihak, termasuk Dinas Tenaga Kerja dan koperasi lokal. Kolaborasi ini bertujuan memberikan akses pendampingan, pelatihan, serta peluang pemasaran produk hasil karya warga binaan.
“Kolaborasi dengan pihak luar membantu kami memperluas jangkauan dan menumbuhkan semangat wirausaha di dalam lapas,” jelas Makmur.
Saat ini, dua produk unggulan Lapas Palu, yakni bawang goreng dan keripik pisang, sudah mulai dipasarkan ke masyarakat. Hasil penjualan produk dibagi secara adil dengan sistem premi bagi warga binaan yang terlibat dalam proses produksi.
“Hasil usaha kami berikan 50 persen kepada mereka yang ikut bekerja, sebagai bentuk apresiasi nyata,” ungkapnya.
Makmur juga menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak yang mendukung pengembangan UMKM binaan Lapas Palu. Ia berharap program ini dapat menjadi inspirasi bagi lembaga pemasyarakatan lain di Indonesia dalam membina kemandirian warga binaan.
“Semoga ke depan UMKM Lapas semakin maju dan memberi inspirasi bagi pembinaan di seluruh Indonesia,” pungkasnya.
RRI.co.id
